Tampilkan postingan dengan label Kimia Klinik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kimia Klinik. Tampilkan semua postingan

Analisa Tinja

Label:

Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan. Jika pemeriksaan sangat diperlukan,boleh  juga sampel tinja di ambil dengan jari bersarung dari rectum. Untuk pemeriksaan biasa dipakai tinja sewaktu, jarang diperlukan tinja 24 jam untuk pemeriksaan tertentu.
Tija hendaknya diperiksa dalam keadaan segar, kalau dibiarkan mungkin sekali unsure-unsur dalam tinja itu menjadi rusak. Bahan ini harus dianggap bahan yang mungkin mendatangkan infeksi,berhati-hatilah saat bekerja.
Untuk mengirim tinja, wadah yang baik ialah yang terbuat dari kaca atau sari bahan lain yang  tidak dapat ditembus seperti plastic. Kalau konsistensi tinja keras,dos karton berlapis paraffin juga boleh dipakai. Wadah harus bermulut lebar.
Pemaeriksaan penting dalam tinja ialah terhadapp parasit dan telur cacing. Sama pentingnya dalam keadaan tertentu adalah test terhadap darah samar.
Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberikan kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan, misalnya bagian yang bercampur darah atai lender. Oleh karena unsure-unsur patologik biasanya tidak dapat merata, maka hasil pemeriksaan mikroskopi tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi tanda –(negatif),(+),(++),(+++) saja.
MAKROSKOPI
1.      Warna
Warna tinja yang dibiarkan pada udara menjadi lebih tua karena terbeb=ntuknya lebih banyak urobilin dari urobilinogen yang di ekskresikan lewat usus. Urobilinogen tidak berwarna, sedangkan urobilin berwarna coklat tua. Selain urobilin yang normalada, warna tinja dipengaruhi oleh jenis makanan, kelainan dalam saluran usus dan oleh obat-obat yang diberikan.
Warna kuning bertalian dengan susu,jagung,obat santonin atau bilirubin yang belum berubah. Hijau biasanya oleh makanan yang mengandung banyak sayur-mayur, jarang disebabkan oleh biliverdin yang belum berubah. Warna abu-abu mungkin disebabkan oleh karena tidak ada urobilin dalam saluran makanan dan hal itu didapat pada ikterus obstruktif (tinja acholik) dan juga detelah dipakai garam barium pada pemeriksaan radiologic. Warna abu-abu itupun mungkin terjadi kalau makanan mengandung banyak lemakyang tidak dicernakan karena defisiensi enzim pancreas. Merah muda biasanya oleh perdarahan yang segar di bagian distal, mungkin juga karena makanan seperti bit. Warna coklat dipertalikan dengan perdarahan proximal atau dengan makanan coklat,kopi,dsb. Warna hitam oleh carbo medicinalis, oleh obat-obatan yang mengandung besi mungkin juga oleh melena.
                                                                                                                                                      
2.      Bau
Bau normal tinja disebabkan oleh indol,skatol,dan asam butirat. Bau itu menjadi bau busuk jiga dalam usus terjadi pembusukan isinya, yaitu protein yang tidak dicerna dirombak oleh kuman-kuman. Reaksi tinja menjadi lindi oleh pembusukan semacam itu. Ada kemungkinan juga tinja berbau asam: keadaan ini disebabkan oleh peragian(fermentasi)zat-zat gula yang tidak tercerna karena umpamanya diare. Reaksi tinja dalam hal itu menjadi asam. Bau tengik dalam tinja disebabkan oleh perombakan zat lemak dengan pelepasan asam-asam lemak.

3.      Konsistensi
Tinja normal agak lunak dengan mempunyai bentuk. Pada diare konsistensi menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya pada konstipasi didapat tinja keras. Peragian karbohidrat dalam usus menghasilkan tinja yang lunak dan bercampur gas (CO2).
                                                
4.      Lendir
Adanya lendir berarti rangsangan atau radang dinding usus. Kalau lendir itu hanya didapat dibagian luar tinja , lokalisasi iritasi itu mungkin usus besar ; kalau bercampur –baur  dengan tinja mungkin sekali usus kecil. Pada dysentri ,intususepsi dan ileocolitis mungkin didapat lendir saja tanpa tinja. Kalau lendir berisi banyak leukosit terjadi nanah.

5.      Darah
Perhatikanlah  apa darah itu segar (merah muda),coklat atau hitam dan apakah bercampur-baur atau hanya dibagian luar tinja saja. Makin proksimal terjadinya perdarahan, makin bercampurlah darah dengan tinja dan makin hitamlah warnanya. Jumlah darah yang besar mungkin disebabkan oleh ulcus, varices dalam oesofagus, carcinoma ,atau hemorrhoid.
6.      Parasit
Cacing Ascaris, Ancylostoma ,dll mungkin terlihat.

Referensi:
http://nyllaambar.blogspot.com/2011/06/analisa-tinja.html

Pemeriksaan Tinja

Label:

  Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopik meliputi pemeriksaan protozoa,telur cacing, leukosit, eritosit, sel epitel, kristal dan sisa makanan. Dari semua pemeriksaan ini yang terpenting adalah pemeriksaan terhadap protozoa dan telur cacing.

Protozoa
biasanya didapati dalam bentuk kista, bila konsistensi tinja cair baru didapatkan bentuk trofozoit. Telur cacing yang mungkin didapat yaitu Ascaris lumbricoides,
Necator americanus, Enterobius vermicularis, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis dan sebagainya.

Lekosit
Dalam keadaan normal dapat terlihat beberapa leukosit dalam seluruh sediaan. Pada disentri basiler, kolitis ulserosa dan peradangan didapatkan peningkatan jumlah leukosit.

Eosinofil
Eosinofil mungkin ditemukan pada bagian tinja yang berlendir pada penderita dengan alergi saluran pencemaan.

Eritrosit
hanya terlihat bila terdapat lesi dalam kolon, rektum atau anus.Sedangkan bila lokalisasi lebih proksimal eritrosit telah hancur. Adanya seritrosit dalam tinja selalu berarti abnormal.

Epitel
Dalam keadaan normal dapat ditemukan beberapa sel epitel yaitu yang berasal dari dinding usus bagian distal. Sel epitel yang berasal dari bagian proksimal jarang terlihat karena sel ini biasanya telah rusak. Jumlah sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau peradangan dinding usus bagian distal.
Kristal
Kristal dalam tinja tidak banyak artinya. Dalam tinja normal mungkin terlihat kristal tripel fosfat, kalsium oksalat dan asam lemak. Kristal tripel fosfat dan kalsium oksalat didapatkan setelah memakan bayam atau strawberi, sedangkan kristal asam lemak didapatkan setelah banyak makan lemak. Sebagai kelainan mungkin dijumpai kristal Charcoat Leyden

Sisa makanan
hampir selalu dapat ditemukan juga pada keadaan normal, tetapi dalam keadaan tertentu jumlahnya meningkat dan hal ini dihubungkan dengan keadaan abnormal.
Sisa makanan sebagian berasal dari makanan daun-daunan dan sebagian lagi berasal dari hewan seperti serat otot, serat elastic dan lain-lain. Untuk identifikasi lebih lanjut emulsi tinja dicampur dengan larutan lugol untuk menunjukkan adanya amilum yang tidak sempurna dicerna. Larutan jenuh Sudan III
atau IV dipakai untuk menunjukkan adanya lemak netral seperti pada steatorrhoe.
Sisa makanan ini akan meningkat jumlahnya pada sindroma malabsorpsi.

Transudat dan Eksudat

Label:

Transudat dan Eksudat

PEMERIKSAAN
A.      MAKROSKOPIS
·         Volume
Volume cairan diukur dengan menggunakan gelas ukur dan dilihat secara visual.
Harga normal : tidak ada/negative.
·         Warna
1.       Masukkan cairan kedalam tabung reaksi panjang.
2.       Amati warna cairan dengan mata secara visual.
3.       Harga normal :
Transudat : kuning muda.
Eksudat : tergantung penyebabnya.
                        Hijau: bilirubun / ikterus.
                        Merah : darah
                        Putih kekuningan : pus.
                        Putih spt susu : chyles.
                        Biru kehijauan : bakteri pyocyanus.
·         Kejernihan
1.       Masukkan sampel kedalam tabung reaksi panjang.
2.       Kejernihan dilihat dengan mata secara visual.
3.       Harga normal :
Transudat : jernih dan encer.
Eksudat : keruh dan kental.
·         Bau
1.       Masukkan sampel kedalam becker glass.
2.       Dekatkan ke hidung dan kibaskan tangan kearah hidung.
3.       Harga normal :
Transudat dan Eksudat : (-)
·         Bekuan
1.       Masukkan cairan kedalam becker glass.
2.       Dilihat adanya bekuan dalam cairan.
3.       Adanya bekuan dinyatakan dengan :
Renggang, berkeping, berbutir, sangat halus.
4.       Harga normal :
Transudat : (-)
Eksudat : (+)
·         Berat jenis
1.       Masukkan cairan kedalam gelas ukur 50 ml.
2.       Masukkan urinometer dan putar tangkai urinometer.
3.       Berat jenis dibaca pada tangkai urinometer setinggi miniskus bawah.
4.       Harga normal :
Transudat : 1006 -1015
Eksudat : 1018 - 1030
B.      KIMIA
·         Metode Rivalta
1.       Masukkan 100 ml aquadest ke dalam becker glass 250 ml.
2.       Tambahkan 1 tetes cairan asam asetat pekat,aduk dengan batang pengaduk.
3.       Tambahkan 1 tetes cairan yang diperiksa dengan jarak  1 cm diatas permukaan cairan.
4.       Perhatikan dangan latar belakang hitam.
5.       Harga :
a.       Cairan normal : (-) cairan bercampur dan bereaksi tanpa membentuk kekeruhan.
b.      Transudat : (+) lemah= cairan bercampur dan bereaksi membentuk kekeruhan ringan / kabut tipis.
c.       Eksudat : (+) kuat=  cairan bercampur dan bereaksi membentuk kekeruhan berat.
C.      PEMBAHASAN
Ø  Transudat terjadi sebagai akibat dari proses bukan radang oleh gangguan kesetimbangan cairan badan (tekanan osmotik koloid,stasis dalam kapiler atau tekanan hidrostatik, kerusakam endotel,dsb), sedangkan eksudat bertalian dengan salah satu proses peradangan.
Ø  Ciri-ciri transudat spesifik ; cairan jernih, encer, kuning muda, berat jenis mendekati 1010 atau setidaknya kurang dari 1018, tidak menyusun bekuan, kadar protein kurang dari 2,5 g/dl, kadar glukosa kira-kira sama seperti dalam plasma darah, jumlah sel kecil dan bersifat steril.
Ø  Ciri-ciri eksudat spesifik ; keruh, lebih kental, warna bermacam-macam, bj lebih dari 1018, sering ada bekuan, kadar protein 4,0 g/dl, kadar glukosa jauh kuran dari kadar plasma darah, mengandung banyak sel dan sering ada bakteri.

Mikroskopis Urine

Label:

Mikroskopis Urine
            Pemeriksaan sedimen atau mikroskopis urine :
Ø  Pemeriksaan sedimn urine termasuk pemeriksaan urine rutin.
Ø  Syarat pemeriksaan sedimen urine :
ü  Urine segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet formalin,karena ;
Unsur-unsur sedimen urine belum rusak.
ü  Yang paling baik adalah urine pekat (urine dengan berat jenis 1023 atau lebih,urine tersebut didapatkan pagi hari),karena :
Unsure sedimen urine belum rusak,lisis/pecah.
Ø  Metode pemeriksaan sedimen urine ada 2 macam,yaitu :
ü  Metode Natif (tanpa pewarnaan).
ü  Metod Sternheimer Malbin (dengan pewarnaan).
A.    Metode Natif
ü  Tujuan : untuk mengetahui unsur organik dan anorganik.
ü  Prinsip : adanya bentukan-bentukan atau elemen-elemen atau unsur-unsur yang teresuspensi dalam urine akan dipresipitatkan denga jalan di centrifuge.
ü  Cara kerja :
1.      Kocok botol penampung urine agar homogen.
2.      Masukkan urine sebanyak 7-8 ml kedalam tabung centrifuge.
3.      Centrifuge urine pada alat centrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5 menit.
4.      Buang cairan atas(supernatant)sehingga tersisa sedimen kira” 0,5 ml.
5.      Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen.
6.      Teteskan 1 tetes diatas obyek glass tutup dengan deck glass.
7.      Periksa dibawah mikroskop dengan lensa obyektif 10 x kemudian 40 x.
B.     Metode pewarnaan ( Strernheimer Malbin)
ü  Tujuan : untuk mengetahui unsur organik dan anorganik.
ü  Prinsip : adanya bentukan-bentukan atau elemen-elemen atau unsur-unsur yang teresuspensi dalam urine akan dipresipitatkan dengan jalan di centrifuge.
ü  Cara kerja :
1.      Kocok botol penampung urine agar homogen.
2.      Masukkan urine 7-8 ml kedalam tabung centrifuge.
3.      Centrifuge urine pada alat centrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 5 menit.
4.      Buang cairan atas sehingga tersisa sedimen kira” 0,5 ml.
5.      Kocok tabung untuk meresuspensikan sedimen.
6.      Tambahkan 3 tetes campuran cat sternheimer malbin.
7.      Teteskan 1 tetes urine diatas obyek glass,tutup denga deck glass.
8.      Periksa dibawah mikroskop dengan lensa obyektif 10 x kemudian 40 x.
C.     Harga normal :
ü  Sel erytrosit : 0-1 per Lapang Pandan Besar (LPB).
ü  Sel leukosit : 1-5 per Lapang Pandang Besar (LPB).
ü  Silinder       : 0-1 per Lapang Pandang Kecil (LPK)
ü  Epitel          : Negatif.